Senin, 09 Mei 2022
Pada tahun 2022, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (F. Psi UNTAR) menyelenggarakan program kerja tahunan, yaitu PSYPHORIA untuk yang ke-12 kalinya. PSYPHORIA merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan sebagai wadah untuk memfasilitasi penyaluran bakat dan minat mahasiswa/I dalam bidang akademik maupun seni.
Tahun ini, PSYPHORIA tengangkat tema “Estungkara Wiyoga” yang diambil dari bahasa sansekerta dan memiliki arti kesanggupan menghadapi masalah dan berpisah dari derita. Tema ini dipilih untuk membangkitkan resiliensi dari masing-masing individu dalam menghadapi masa-masa sulit. Maskot dari kegiatan PSYPHORIA tahun ini adalah seekor Elang Jawa bernama Bima, yang memiliki filosofi fokus pada tujuan, berdiri di atas kaki sendiri, dan mampu meninggalkan hal-hal yang buruk.
Secara keseluruhan, PSYPHORIA 2022 diikuti oleh puluhan peserta yang berasal dari belasan universitas dan SMA dari berbagai daerah di Indonesia. Acara di laksanakan secara online menggunakan platform Zoom dan Instagram sebagai sarana pertunjukan hasil karya. Meskipun demikian, antusiasme peserta dan keseruan acara tetap terasa.
Pada tanggal 9 Mei 2022 di pagi hari, dilaksanakan opening ceremony untuk membuka rangkaian acara PSYPHORIA 2022. Kemudian, dilanjutkan dengan lomba poster yang dilaksanakan di siang harinya. Lomba ini diikuti oleh 8 tim yang masing-masing terdiri dari 2 orang mahasiswa/i psikologi yang mempresentasikan karya poster ilmiah tentang resiliensi di hadapan juri dan penonton. Ketiga jurinya antara lain Agustina, M.Psi., Psikolog, Angesty Putri A., M.Psi., Psikolog, dan Olivia Deliani Hutagaol, S.Sn., M.Si. Karya poster ilmiah para peserta juga diunggah pada Instagram resmi PSYPHORIA 2022 (@psyphoriauntar) dan poster dengan likes terbanyak akan dinobatkan sebagai pemenang favorit lomba poster. Hal ini juga berlaku untuk lomba Tari Modern-Tradisional dan fotografi.
Pada tanggal 10 Mei 2022, dilaksanakan dua lomba di hari yang sama, yakin lomba esai dan fotografi. Lomba esai yang dilaksanakan pagi hari diikuti oleh 8 peserta yang presentasinya dinilai langsung oleh dewan juri yang terdiri dari Garvin Goei, M.Psi., Psikolog, Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog, dan Widya Risnawaty, M. Psi., Psikolog. Lomba fotografi yang terbuka untuk umum diikuti oleh 6 peserta. Peserta harus mempresentasikan hasil karya yang mereka ciptakan kepada dewan juri yaitu Albi Firman, Hamzah Benoti Solo, dan Firas Firdaus Ramadhan.
Keesokan harinya, dilaksanakan lomba keempat yaitu lomba Tari Modern-Tradisional yang diikuti oleh 7 tim. Lomba yang disingkat Motra ini memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan menari yang dimiliki dengan bentuk koreografi yang memiliki konsep modern dan tradisional yang digabung dan dikombinasikan dengan cara yang unik dan kreatif. Hasil tarian para peserta ditampilkan melalui video yang sudah dikumpulkan dan dinilai oleh dewan juri, yaitu Eni Ekaningsih, Dwi Juliani, dan Desrina Surya Monica.
Pada Sabtu, 14 Mei 2022 dilaksanakan festival budaya sebagai acara puncak PSYPHORIA 2022. Acara ini dihadiri oleh ratusan penonton virtual, termasuk para peserta dan pendukungnya yang menantikan pengumuman pemenang dari keempat lomba yang telah dilaksanakan sebelumnya. Selain itu, pada festival budaya juga diadakan kuis berhadiah dan ice breaking melalui situs Quizziz dengan topik yang berhubungan dengan budaya Indonesia. Festival budaya PSYPHORIA 2022 juga diisi dengan penampilan mahasiswa/i Fakultas Psikologi UNTAR, UKE Psychodynamic, dan UKM BAR UNTAR. Tidak hanya itu, acara juga dihadiri oleh guest star¸ Dandy Hendstyo, yang merupakan penyanyi yang terkenal mengunggah cover lagu, khususnya di platform TikTok.
Dengan terlaksananya festival budaya, rangkaian acara PSYPHORIA 2022 telah resmi berakhir. Walaupun rangkaian acara masih dilaksanakan secara online karena pandemi yang belum sepenuhnya berakhir, semangat dan antusiasme peserta dalam mengikuti lomba tetap terasa. Dengan berlangsungnya PSYPHORIA 2022: “Estungkara Wiyoga”, diharapkan para pejuang muda dapat meningkatkan resiliensi dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan menghadapi masalah serta berpisah dari derita meskipun banyak situasi tak terduga yang terjadi.
FN.